Loading...

Tips Membangun Keberanian Dalam Diri Anak

Dulu, waktu aku kecil seumuran SD bahkan umur sudah menduduki bangku SMA sering banget dikatain cengengis oleh senior-seniorku. Sedikit saja dibentak, mimik wajahku langsung merah lesu. Mirip ayam yang disodorkan pisau di lehernya (Tidak Nyambung). Mata berair menjadi ciri khas ketika aku mulai dicekokin oleh senior-seniorku itu dengan tingkahnya yang tidak wajar. Belum lagi di dalam kelas. Katakanlah guru menyuruhku untuk mengerjakan soal di papan tulis, atau sekedar memerintahku untuk menghapus tulisan di papan tulis, atau mendekatiku di saat sedang menulis. Aduh! "Udah pernah melihat ulat yang kena sentuhan? nah, seperti itulah reaksi bengisku saat itu. Kenapa harus ada kecenderungan seperti itu?


Setelah mencoba meraba-raba penyebabnya apa, akhirnya aku dapatkan beberapa kesimpulan, salah satu di antaranya adalah faktor kedewasaan dan pola pikir masih dalam watas kekanak-kanakan yang menjadikannya tidak mengenal yang namanya keberanian (dalam tanda kutip). Keberanian yang dimaksudkan di sini adalah berani melakukan, menghadapi dan menanggapi segala hal yang bersifat positif bagi dirinya tetapi tidak merugikan orang lain.

Awal mula peremajaan seseorang (anak) adalah distandarkan pada saat ia mulai masuk Akil Baliq. Di mana pada saat ini, anak memasuki masa pubertas pertama. Tentu saja pola pikir kekanak-kanakan tidak lantas hilang dalam pembawaannya. Masih butuh proses adaptasi perkembangan dari segi kejiwaan dan atau psikomotoriknya. Oleh karena itu sebagai penunjang perkembangan kejiwaan anak yang mengarah kepada proses membangun jiwa keberanian anak, kiranya dapat melakukan tips-tips berikut ini.

  • Jangan Terlalu Memanjakan Anak dengan Materi
Kebanyakan orang tua, menjadikan faktor keberadaan dan atau kecukupan dalam hal materi sehingga memungkinkan orang tua tersebut selalu menuruti apa keinginan dan atau kemauan si anak. Nah, barangkali hal seperti ini akan mudah memberikan peluang kemanjaan dalam diri anak. Berikanlah batasan-batasan strategis yang menurut para orang tua tidak bermaksud memberikan kesan memanjakan mereka. Misalkan sesekali memberikan teguran keras jika ia melakukan kesalahan.

  • Arahkan Anak Untuk Mandi Sendiri (Mandiri)
Mandiri adalah kebiasaan, sikap dan perilaku yang tersulit bagi anak. Maunya mereka, orang tuanyalah yang mendedikasikan semua keinginan mereka. Akibatnya anak enggan untuk melakukan semua aktifitasnya sendiri tanpa harus meminta bantuan kepada siapapun. Ajarkan kepada mereka terlebih dahulu cara melakukan segala sesuatu dengan menemutunjukkan sikap dan perilaku orang tua di hadapan anaknya. Dengan demikian, anak dapat meneladani apa yang orang tuanya lakukan namun ia akan tetap menyesuaikan dengan keadaan dan atau sikon dari diri anak itu sendiri.

  • Bangun Diskusi Bersama Mereka
Dalam hal ini, anak diarahkan kepada situasi di mana di sana ada pembahasan yang mengarah kepada diskusi, tanya jawab, konsultasi dan atau tukar pikiran. Orang tua harus mampu memenej setiap masalah yang terjadi baik di dalam maupun diluar rumah tangga. Setelah itu dibawa ke meja diksusi tadi sebagai bahan pembicaraan. Ingat! Situasikan keadaan ini dengan mood anak. Siapa tahu anak sedang lagi punya masalah dengan emosionalnya atau sedang tidak ingin diganggu.

  • Arahkan Anak Ke Lingkungan Yang Sehat
Lingkungan yang dimaksud adalah teman-teman yang dapat memotivasi dia, yang dapat memberikan dia aktifitas-aktifitas positif seperti membaca buku, berolahraga, jalan-jalan di keramaian untuk sekedar melihat pemandangan gambaran hidup yang orang-orang dikeramaian dan lain-lain. Seperti mengarahkan anak kepada nenek tua yang memikul jualan, kakek tua yang menarik gerobak, anak-anak jalanan meminta-minta. Itu semua adalah bagian dari pencerminan antara jiwa anak dengan orang-orang yang pernah merasakan pahitnya hidup. 

Itulah beberapa tips bagaimana membangun keberanian dalam diri anak. Tulisan ini berdasarkan analisa 100% imajinasi penulis. Jadi apabila ada yang memang harus disempurnakan, silahkan tinggalkan komentar di bawahnya. Semoga bermanfaat!

0 comments:

Post a Comment

*Sebelum pergi, Harap Tinggalkan Link dan Komentar Anda*

 
TOP