Dulu, waktu aku kecil seumuran SD bahkan umur sudah menduduki bangku SMA sering banget dikatain cengengis oleh senior-seniorku. Sedikit saja dibentak, mimik wajahku langsung merah lesu. Mirip ayam yang disodorkan pisau di lehernya (Tidak Nyambung). Mata berair menjadi ciri khas ketika aku mulai dicekokin oleh senior-seniorku itu dengan tingkahnya yang tidak wajar. Belum lagi di dalam kelas. Katakanlah guru menyuruhku untuk mengerjakan soal di papan tulis, atau sekedar memerintahku untuk menghapus tulisan di papan tulis, atau mendekatiku di saat sedang menulis. Aduh! "Udah pernah melihat ulat yang kena sentuhan? nah, seperti itulah reaksi bengisku saat itu. Kenapa harus ada kecenderungan seperti itu?
Setelah mencoba meraba-raba penyebabnya apa, akhirnya aku dapatkan beberapa kesimpulan, salah satu di antaranya adalah faktor kedewasaan dan pola pikir masih dalam watas kekanak-kanakan yang menjadikannya tidak mengenal yang namanya keberanian (dalam tanda kutip). Keberanian yang dimaksudkan di sini adalah berani melakukan, menghadapi dan menanggapi segala hal yang bersifat positif bagi dirinya tetapi tidak merugikan orang lain.
Awal mula peremajaan seseorang (anak) adalah distandarkan pada saat ia mulai masuk Akil Baliq. Di mana pada saat ini, anak memasuki masa pubertas pertama. Tentu saja pola pikir kekanak-kanakan tidak lantas hilang dalam pembawaannya. Masih butuh proses adaptasi perkembangan dari segi kejiwaan dan atau psikomotoriknya. Oleh karena itu sebagai penunjang perkembangan kejiwaan anak yang mengarah kepada proses membangun jiwa keberanian anak, kiranya dapat melakukan tips-tips berikut ini.
Itulah beberapa tips bagaimana membangun keberanian dalam diri anak. Tulisan ini berdasarkan analisa 100% imajinasi penulis. Jadi apabila ada yang memang harus disempurnakan, silahkan tinggalkan komentar di bawahnya. Semoga bermanfaat!
Setelah mencoba meraba-raba penyebabnya apa, akhirnya aku dapatkan beberapa kesimpulan, salah satu di antaranya adalah faktor kedewasaan dan pola pikir masih dalam watas kekanak-kanakan yang menjadikannya tidak mengenal yang namanya keberanian (dalam tanda kutip). Keberanian yang dimaksudkan di sini adalah berani melakukan, menghadapi dan menanggapi segala hal yang bersifat positif bagi dirinya tetapi tidak merugikan orang lain.
Awal mula peremajaan seseorang (anak) adalah distandarkan pada saat ia mulai masuk Akil Baliq. Di mana pada saat ini, anak memasuki masa pubertas pertama. Tentu saja pola pikir kekanak-kanakan tidak lantas hilang dalam pembawaannya. Masih butuh proses adaptasi perkembangan dari segi kejiwaan dan atau psikomotoriknya. Oleh karena itu sebagai penunjang perkembangan kejiwaan anak yang mengarah kepada proses membangun jiwa keberanian anak, kiranya dapat melakukan tips-tips berikut ini.
- Jangan Terlalu Memanjakan Anak dengan Materi
- Arahkan Anak Untuk Mandi Sendiri (Mandiri)
- Bangun Diskusi Bersama Mereka
- Arahkan Anak Ke Lingkungan Yang Sehat
Itulah beberapa tips bagaimana membangun keberanian dalam diri anak. Tulisan ini berdasarkan analisa 100% imajinasi penulis. Jadi apabila ada yang memang harus disempurnakan, silahkan tinggalkan komentar di bawahnya. Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment
*Sebelum pergi, Harap Tinggalkan Link dan Komentar Anda*