Loading...

Selamat Memperingati Hari Pendidikan Nasional

Tanggal 2 Mei 2013. Seluruh komponen yang terkait dengan pendidikan, baik siswa maupun pendidik dan tenaga kependidikan di sokong oleh jajaran birokrasi serta elemen masyarakat, hari ini berkumpul untuk mengheningkan cipta yang dipimpin oleh pemimpin upacara guna mengenang kembali kiprah pendidikan yang hampir satu abad lamanya. Suasana perenungan terlihat meriah mulai dari sabang sampai merauke, di tempat-tempat lapang, di halaman-halaman sekolah. Semua tampak ramai. Selamat Hari Pendidikan Nasional Tanggal 2 Mei 2013.

Tanggal 2 Mei 1889 merupakan starter sejarah pendidikan bangsa Indonesia yang diprakarsai oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara, merupakan ajang perenungan kembali akan perkembangan serta keberhasilan pendidikan baik dari aspek mutu hingga prestasi yang tercapai selama ini yang kita semua sadari bahwa mutu pendidikan sampai hari ini makin lama makin merosot tajam. Beberapa masalah krusial mencuat ditengah-tengah keterpurukan politik dan suhu diseliminasi peradaban yang menjadi pemicu utama kegagalan yang diraih oleh suatu bangsa.

Oleh karena demikian melalui momentum 2 Mei ini, semua akan direnungkan, dievaluasi lalu mencoba menerawang solusi kontruktif guna memperbaiki citra dan civitas akademika dalam kacamata wawasan nusantara yang potensial dan bisa dibanggakan.

Salah satu contoh, seperti yang diberitakan di merdeka.com, amburadulnya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ini, menambah runyam wajah pendidikan Indonesia. Meski pendidikan mendapatkan alokasi dana paling besar ketimbang sektor lain, sebesar 20 persen dari total APBN, nyatanya hal itu bukan jaminan terselenggaranya pendidikan yang berkualitas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh bersikukuh akan tetap melaksanakan UN di tahun-tahun mendatang. Sebab UN masih diperlukan, sebagai standardisasi tingkat kelulusan siswa.

"Tentu (UN sebagai standar kelulusan). Kalau Kemendikbud tidak yakin UN sebagai standar kelulusan, jadi sudah bubar toh, enggak ada UN," kata M Nuh di sela rapat kerja Kemendikbud dengan Komisi X DPR di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta, beberapa waktu lalu.

Pendidikan memang salah satu sektor yang banyak mendapat sorotan publik. Karena sektor inilah yang menjadi mesin utama pencetak kualitas generasi muda. Baik buruknya moral atau pintar bodohnya generasi bangsa, tergantung kualitas pendidikannya.

Bapak pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara sejak awal sudah memetakan faktor minus dalam pendidikan Indonesia. Menurutnya, kelemahan utama sistem pendidikan Indonesia adalah masih terpakunya materi pelajaran dengan ujian.

"Anak-anak dan pemuda-pemuda kita sukar dapat belajar dengan tentram, karena dikejar-kejar oleh ujian-ujian yang sangat keras dalam tuntutan-tuntutannya," kata Ki Hajar dalam buku 60 tahun Tamansiswa, 1922-1982.

Menurutnya kualitas pendidikan Indonesia belum bisa mencetak peserta didik, menjadi generasi berbudi pekerti baik. Sebaliknya, pendidikan hanya dimaksimalkan untuk mengejar nilai.

"Mereka belajar tidak untuk perkembangan hidup kejiwaannya; sebaliknya, mereka belajar untuk dapat nilai-nilai yang tinggi dalam school raportnya atau untuk dapat ijazah," kata Ki Hajar.

Sudah selayaknya peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei ini, sebagai momentum perbaikan kualitas pendidikan kita. Dengan alokasi dana besar, diharapkan juga ada perubahan besar ke arah yang lebih baik.

Yah... Dunia pendidikan kita perlu mendapatkan perhatian yang lebih ekstra lagi, perhatian yang dominan daripada dimensi-dimensi kebangsaan lainnya. Karena pendidikanlah penentu kemajuan di segala dimensi tersebut.

0 comments:

Post a Comment

*Sebelum pergi, Harap Tinggalkan Link dan Komentar Anda*

 
TOP